PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
ACTION LEARNING RESEARCH
——————————————-
A. PARADIGMA
Paradigma adalah cara pandang penelitian terhadap suatu realitas atau masalah yang akan diteliti. Dengannya, peneliti dapat mengetahui karakteristik suau masalah dan dapat memilih metodologi penelitiannya. Masalah penelitian yang tidak didasarkan pada paradigma yang benar akan membawa efek kurang tepat menggunakan metodologi penelitiannya dan hasil penelitian akan bias, karena kebenaran suatu penelitian terletak pada dua hal, yaitu kebenaran formal (metodologi penelitian) dan kebenaran material (teori-teori yang diuji atau dikembangkan).
Menurut para ahli penelitian, paradigma PTK adalah parsipatori yaitu paradigma yang melihat masalah sebagai hal yang kompleks dan cara memecahkannya secara kolaboratif antara peneliti dengan kolaborator,dan subjek penelitian sehingga terjadi perubahan atau peningkatan yang lebih baik dari yang ada. Oleh sebab itu, PTK disebut juga dengan istilah PAR (Parcipatory Action Research), penelitian kolaboratif (colaborative inquiry), penelitian emansipatori (emancipatory research), pembelajaran tindakan (action learning), penelitian tindakan pembelajaran kontekstual (contextual action learning). Nama-nama ini menggambarkan proses yang dilakukan penelitian tindakan yang merupakan siklus berupa spiral.
PTK termasuk penelitian kualitatif yang melihat masalahnya secara holistik dengan persfektif emic, kebenaran datanya menurut subjek yang diteliti; bukan menurut peneliti. Dengan demikian, istilah-istilah yang dipakai PTK adalah istilah kualitatif. Namun pada PTK ada uji coba atau tindakan-tindakan peneliti dengan kolaboratornya untuk mendapatkan gambaran adanya peningkatan secara terukur. Misalnya tindakan yang dirancang peneliti (seorang guru) dan diikutsertakan guru lain dalam kelas yang dibinanya untuk memecahkan masalah yang ada.
Dengan demikian, fungsi peneliti dalam PTK adalah sebagai orang luar yang berpartisipasi aktif sebagai peneliti, fasilitator atau dinamisator yang mengamati suatu tindakan yang dilakukan oleh kolaborator untuk meningkatkan suatu program, dsb. Contoh, program PnPm (Program nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri). Di sini peran Pemerintah (petugas) sebagai fasilitator atau dinamisator dan masyarakat sebagai pelaksana program untuk merubah nasib rakyat Indonesia dari prasejahtera menjadi sejahtera, dsb.Namun perlu diingat, PTK bukan laporan (reporting) biasa, seperti laporan hasil mengajar atau laporan KKN mahasiswa, dan juga bukan karangan (writing) guru, tetapi PTK adalah penelitian (research) yang cara kerjanya menurut cara kerja ilmu (ilmiah), yaitu adanya masalah ilmiah, berdasarkan kepada teori-teori, menggunakan metode ilmiah, lalu diveripikasi ke lapangan, hasilnya dibahas dengan metode ilmiah, dan disimpulkan. Begitu juga tatatulis dan bahasanya menurut aturan ilmiah.
B. TUJUAN
Berdasarkan paradigma di atas, PTK adalah metodologi penelitian yang bertujuan ingin meningkatkan suatu program pembelajaran dan situasi tempat program itu sehingga dapat mengubah prilaku subjek penelitian, kerangka kerja, organisasi atau strukturnya dari suatu tindakan yang dirancang peneliti dan prilaku orang lain secara kolaboratif, terukur dan terkontrol, misalnya pembelajaran agama Islam di SD, Dengan demikian, PTK bertujuan tidak ingin mengeneralisir suatu masalah, kecuali pada masalah yang ditelitinya saja.
C. PENGERTIAN
Berdasarkan paradigma di atas, pengertian PTK adalah metodologi penelitian yang dilakukan secara bersama antara peneliti dengan kolaborator untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu program (pembelajaran atau proyek tertentu) dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) meneliti (research) dan (2) melakukan tindakan (action) yang berupa siklus, yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi.
D. CIRI PTK
1. Adanya kolaborasi antara peneliti dengan kolaborator, subjek penelitian
2. Sebagai upaya peningkatan /evaluasi terhadap diri atau suatu program
3. Fungsi peneliti sebagai partisipator, fasilitator, dinamisator, dan sebagai
orang luar yang bekerjasama dengan subjek-subjek yang diteliti, yang
dilakukan tindakan.
4. PTK tergolong penelitian kualitatif yang ingin mendeskripsikan data dan
memakai ujicoba untuk mengukur adanya peningkatan bagi suatu program
misalnya program pembelajaran di kelas
E. METODOLOGI PENELITIAN PTK
PTK mempunyai dua kegiatan utama, yaitu (1) meneliti (research) yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dimulai dengan metode observasi, wawancara, diskusi, dsb, dan (2) melakukan tindakan (action) berdasarkan hasil penelitian.
Para ahli, seperti Mc. Niff (1982) mengatakan bahwa metodologi PTK merupakan daur spiral atau siklus dengan empat langkah utama yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Sebagaimana gambar model Kemmis berikut:
1. Refleksi awal
Refleksi awal dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan partisipan dalam rangka mencari informasi untuk mengenali kondisi awal guna mendapatkan masalah yang tepat, merumuskan masalah dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara, diskusi dengan kolaborator atau partisipan atau teman sejawat, dsb.
2. Perencanaan tindakan
Apabila peneliti telah yakin terhadap kebenaran rumusan masalah, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan, yaitu menyusun proposal penelitian yang di dalamnya mencakup adanya (1) penetapan indikator untuk mengukur tingkat ketercapaian pemecahan masalah, (2) penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan dapat menghasilkan dampak ke arah perbaikan program, dan (3) perencanaan metode dan alat untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua data tentang pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan langkah (1), (2), dan (3) di atas, peneliti dan kolaborator melaksanakan penelitian dengan metode observasi dan wawancara atau angket. Hasilnya adalah gambaran tentang keadaan yang ada. Misalnya keadaan pemahaman murid terhadap pelajaran bahasa Arab dan keterampilannya di SD X.
3. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya dan peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan tindakan tersebut.
4. Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Pelaksanaan tindakan di atas terus diobservasi/diamati untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan terdapat peningkatan yang diharapkan. Kemudian lakukan refleksi yaitu kegiatan analisis, interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Sesudah itu, lakukan evaluasi dengan menggunakan kriteria, misalnya kriteria efektivitas pengajaran dalam indikator penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan pencapaian hasil. Evaluasi dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Setelah observasi, refleksi, dan evaluasi dilakukan biasanya muncul permasalahan baru atau pemikiran baru sehingga peneliti perlu melakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Demikian langkah-langkah tersebut berulang sehingga membentuk siklus kedua, ketiga, dan seterusnya. Banyaknya siklus dalam tindakan tergantung dari sudah tercapainya atau belum tujuan petingkatan dari tindakan peneliti.
5.Teknik Pengumpulan Data
Sebagai penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dalam PTK sbb:
(1) Observasi dengan cara (a) membuat catatan yang mendetail dari kesan-kesan pokok dan deskripsi dari setiap pertemuan, (b) mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan situasi,(c)membuat catatan-catatan observasi dari setiap pertemuan-pertemuan, (d) mensurvey pertanyaan-pertanyaan dalam format terbuka maupun tertutup.
(2) Interviu dengan kolega-kolega dengan alat tape recorder atau video recorder atau buku catatan.
(3) Mendeskripsikan pertemuan-pertemuan atau interviu-interviu tersebut
(4) melakukan teknik triangulasi (Winter (1996: 15-16).
Pengumpulan data dalam PTK dilakukan oleh kolaborator atau partisipator sebagai instrumen. Sedangkan peneliti sebagai fasilitator dan dinamisator. Jadi kemampuan keduanya sangat diuji.
6. Validitas dan Reliabitas Data
Sebagai penelitian kualitatif, validitas dan reliabitas terletak pada data, bukan pada instrumen. Oleh sebab itu, profesionalisme dan keterandalan peneliti dan kolaborator sangat menentukan validitas dan reliabilitas.
7. Analisis Data
Sebagai penelitian kualitatif, analisis data dalam PTK dilakukan selama proses penelitian berlangsung dengan menggambarkan setting-nya dan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat tindakan (action) yang dirancang sebelumnya. Analisis dalam penelitian kualitatif biasanya memakai analisis tema, analisis ranah, domain, analisis budaya, analisis taksonomi, dsb.
G. FORMAT PTK
Untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang proses kerja PTK, berikut ini contoh format penelitiannya sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah dan Area Penelitian
C. Fokus dan Sub Fokus Masalah
D. Perumusan Masalah Penelitian
E. Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II. Kajian Teoretik dan Pengajuan Konseptual Intervensi
Tindakan
A. Kajian Teori yang berhubungan dengan Fokus Masalah
B. Kajian Teori yang berhubungan dengan sub fokus masalah
C. Hasil Penelitian yang Relevan
D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
BAB III. Metodologi Penelitian
A. Pertanyaan Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan siklus
penelitian
1. Instrumen Penelitian
2. Subjek/ partisipan yang terlibat dalam penelitian
3. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
4. Tahapan Intervensi Tindakan
5. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
6. Data dan Sumber Data
7.Teknik Pengumpulan Data
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
E. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
F. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian
1. Observasi
2. Wawancara
3. Temuan Penelitian
B. Tindakan
1.
2.
3. …….. dst
C. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Implikasis
CONTOH PROPSAL PTK
PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMBACA WACANA KEAGAMAAN BERBAHASA ARAB GUNDUL MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL-KOMUNIKATIF
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI STAIN
BATUSANGKAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil observasi pemahaman membaca mahasiswa
Dokumen Pembelajaran dan proses pembelajaran membaca yang sedang
berjalan
Studi referensi yang berkaitan dengan Masalah
Wawancara dengan subjek penelitian terkait Ungkapkan masalah yang
menarik perhatian peneliti dan alasannya.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Tulislah sejumlah masalah yang berkaitan dengan pemahaman membaca
wacana keagamaan bahasa Arab gundul pada mahasiswa
C. Fokus dan Sub Fokus
1. Fokus Penelitian
Pemahaman mahasiswa STAIN Batusangkar dalam membaca wacana
keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan pendekatan
struktural dan komunikatif
2. Sub Fokus
a. Peningkatan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam secara baik dan benar dengan pendekatan struktural komunikatif melalui latihan, penguasaan kosa kata, tata bahasa, dan struktur kalimat.
b.Peningkatan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam melalui latihan analisis teks (I’rab).
c. Peningkatan pemahaman membaca wacana dengan materi ajar yang komunikatif.
d. Peningkatan pembelajaran membaca wacana keagamaan Islam metode latihan dan analisis teks.
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam memahami wacana keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan pendekatan struktural dan komunikatif dan pembelajaran dengan metode latihan dan analisis teks?
E. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori-teori yang
berkaitan dengan kemampuan membaca wacana dengan pendekatan
struktural dan komunikatif .
2. Kegunaan Praktis
Bagi peneliti, pembaca dan lembaga, hasil penelitian ini merupakan
sumbangan akademik yang teruji dalam membentuk kemampuan
membaca wacana keagamaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam
membentuk keterampilan membaca mahasiswa tentang wacana keaga-
maan.
II. KAJIAN TEORETIK
A. Pemahaman Membaca Wacana
B. Pendekatan Struktural dan Komunikatif
C. Pembelajaran Membaca Wacana
D. Hasil Penelitian yang Relevan
E. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
BAB III. Metodologi Penelitian
A. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah pendekatan struktural dan komunikatif dapat dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam membaca wacana keagamaan berbabahasa Arab?
2. Bagaimanakah pembelajaran wacana keagamaan yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa membaca wacana yang berbahasa Arab gundul?
3. Bagaimanakah desain materi ajar yang dapat meningkatkan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam berbahasa gundul bagi maha
siswa STAIN Batusangkar?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran dalam upaya ;
1.Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam membaca wacana keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan menggunakan latihan kosa kata, tata bahasa, dan struktur kalimat yang komunikatif
2.Meningkatkan pemahaman membaca wacana keagamaan yang berbahasa Arab gundul dengan mahasiswa pendekatan struktural-komunikatif dan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman membaca wacana melalui analisis teks (I’rab).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di STAIN Batusangkar dengan jangka waktu selama 6 bulan, mulai Januari sampai Juli 2009.
D. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang akan diterapkan adalah penelitian tindakan kelas dengan siklus empat langkah utama yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi.
Siklus ini akan diulang lagi sampai terjadinya peningkatan yang diharapkan penelitian.
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri atas peneliti dan kolaborator,yaitu para dosen yang berkaitan dengan mata kuliah membaca wacana keagamaan Islam, seperti dosen qawaid, dosen, studi naskah, dosen metodologi pengajaran, dsb.
2. Subjek/ partisipan yang Terlibat
Partisipan dalam penelitian terdiri atas dosen mahasiswa, dan ketua program studi
3. Tahapan Intervensi Tindakan
Interpensi tindakan dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus mencakup kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tiap siklus terdiri atas tahapan dan langkah pengajaran.
Pada tiap akhir tahap dilakukan refleksi untuk mengetahui hasil pengajaran dan menemukan hal-hal yang harus diperbaiki dalam tahap dan siklus berikutnya sehingga maslah dapat diatasi dan tujuan perbaikan tercapai.
Untuk melakukan langkah-langkah dalam setiap siklus, perlu dilakukan analisis awal untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi mahasiswa dalam memahami wacana keagamaan islam. Setelah didapat kondisi awal, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan yang dituangkan dalam rencana tindakan.
4. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kemampuan membaca wacana keagamaan Islam bagi mahasiswa STAIN Batusangkar
5. Data dan Sumber Data
Data penelitian terdiri atas (1) hasil belajar kemampuan membaca wacana keagamaan Islam diambil dari dokumen hasil belajar(2) kemampuan awal membaca diambil dari mahasiswa dan cacatan dosen,dan catatan mahasiswa.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) pengamatan awal, tanya jawab, hasil tes, hasil tugas kelas dan rumah, catatan harian dosen,wawancara, rekaman tape recorder, catatan hasil observasi dari kolaborator
7. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data diperiksa melalui triangulasi, yaitu catatan harian peneliti, catatan dari kolaborator, dan catatan dari mahasiswa.
E. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian sesuai dengan jenis penelitian kualitatif dan eksperimen maka datanya adalah data kualitatif dan kuantitatif.Dengan demikian, teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Analisis data lisan, digunakan dengan bantuan matrik (berupa kolom). Sedangkan analisis data tulisan mengacu pada taxonomy Bloom yaitu tentang tahap sintesis, kesimpulan, dan evaluasi.
DAFTAR BACAAN
Baskeeville, Richard L, 1999, Investigating Information Systems with Action Research, dalam Communication of the Assosiation for information System, vol 2, Article 19 October 1999. http://www.ci.gsu/-rbaskerv/CAIS 2/CAIS 219,htm 1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan,Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta, Grafindo Persada, 2008
Hanafi, Abdul Halim, Metodologi Penelitian bahasa, Batusangkar, STAIN Press, 2007
Madison Metropolitan School Distric, Classroom Action Research. http://www.madison. k12.wi.us/sod/car/ carisandis not.htkl,12/30/2005
O’Brien,Roy.1998. An Overview of the Methodologi Approach of Action Research. http:www.web.net/
ACTION LEARNING RESEARCH
——————————————-
A. PARADIGMA
Paradigma adalah cara pandang penelitian terhadap suatu realitas atau masalah yang akan diteliti. Dengannya, peneliti dapat mengetahui karakteristik suau masalah dan dapat memilih metodologi penelitiannya. Masalah penelitian yang tidak didasarkan pada paradigma yang benar akan membawa efek kurang tepat menggunakan metodologi penelitiannya dan hasil penelitian akan bias, karena kebenaran suatu penelitian terletak pada dua hal, yaitu kebenaran formal (metodologi penelitian) dan kebenaran material (teori-teori yang diuji atau dikembangkan).
Menurut para ahli penelitian, paradigma PTK adalah parsipatori yaitu paradigma yang melihat masalah sebagai hal yang kompleks dan cara memecahkannya secara kolaboratif antara peneliti dengan kolaborator,dan subjek penelitian sehingga terjadi perubahan atau peningkatan yang lebih baik dari yang ada. Oleh sebab itu, PTK disebut juga dengan istilah PAR (Parcipatory Action Research), penelitian kolaboratif (colaborative inquiry), penelitian emansipatori (emancipatory research), pembelajaran tindakan (action learning), penelitian tindakan pembelajaran kontekstual (contextual action learning). Nama-nama ini menggambarkan proses yang dilakukan penelitian tindakan yang merupakan siklus berupa spiral.
PTK termasuk penelitian kualitatif yang melihat masalahnya secara holistik dengan persfektif emic, kebenaran datanya menurut subjek yang diteliti; bukan menurut peneliti. Dengan demikian, istilah-istilah yang dipakai PTK adalah istilah kualitatif. Namun pada PTK ada uji coba atau tindakan-tindakan peneliti dengan kolaboratornya untuk mendapatkan gambaran adanya peningkatan secara terukur. Misalnya tindakan yang dirancang peneliti (seorang guru) dan diikutsertakan guru lain dalam kelas yang dibinanya untuk memecahkan masalah yang ada.
Dengan demikian, fungsi peneliti dalam PTK adalah sebagai orang luar yang berpartisipasi aktif sebagai peneliti, fasilitator atau dinamisator yang mengamati suatu tindakan yang dilakukan oleh kolaborator untuk meningkatkan suatu program, dsb. Contoh, program PnPm (Program nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri). Di sini peran Pemerintah (petugas) sebagai fasilitator atau dinamisator dan masyarakat sebagai pelaksana program untuk merubah nasib rakyat Indonesia dari prasejahtera menjadi sejahtera, dsb.Namun perlu diingat, PTK bukan laporan (reporting) biasa, seperti laporan hasil mengajar atau laporan KKN mahasiswa, dan juga bukan karangan (writing) guru, tetapi PTK adalah penelitian (research) yang cara kerjanya menurut cara kerja ilmu (ilmiah), yaitu adanya masalah ilmiah, berdasarkan kepada teori-teori, menggunakan metode ilmiah, lalu diveripikasi ke lapangan, hasilnya dibahas dengan metode ilmiah, dan disimpulkan. Begitu juga tatatulis dan bahasanya menurut aturan ilmiah.
B. TUJUAN
Berdasarkan paradigma di atas, PTK adalah metodologi penelitian yang bertujuan ingin meningkatkan suatu program pembelajaran dan situasi tempat program itu sehingga dapat mengubah prilaku subjek penelitian, kerangka kerja, organisasi atau strukturnya dari suatu tindakan yang dirancang peneliti dan prilaku orang lain secara kolaboratif, terukur dan terkontrol, misalnya pembelajaran agama Islam di SD, Dengan demikian, PTK bertujuan tidak ingin mengeneralisir suatu masalah, kecuali pada masalah yang ditelitinya saja.
C. PENGERTIAN
Berdasarkan paradigma di atas, pengertian PTK adalah metodologi penelitian yang dilakukan secara bersama antara peneliti dengan kolaborator untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu program (pembelajaran atau proyek tertentu) dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) meneliti (research) dan (2) melakukan tindakan (action) yang berupa siklus, yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi.
D. CIRI PTK
1. Adanya kolaborasi antara peneliti dengan kolaborator, subjek penelitian
2. Sebagai upaya peningkatan /evaluasi terhadap diri atau suatu program
3. Fungsi peneliti sebagai partisipator, fasilitator, dinamisator, dan sebagai
orang luar yang bekerjasama dengan subjek-subjek yang diteliti, yang
dilakukan tindakan.
4. PTK tergolong penelitian kualitatif yang ingin mendeskripsikan data dan
memakai ujicoba untuk mengukur adanya peningkatan bagi suatu program
misalnya program pembelajaran di kelas
E. METODOLOGI PENELITIAN PTK
PTK mempunyai dua kegiatan utama, yaitu (1) meneliti (research) yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dimulai dengan metode observasi, wawancara, diskusi, dsb, dan (2) melakukan tindakan (action) berdasarkan hasil penelitian.
Para ahli, seperti Mc. Niff (1982) mengatakan bahwa metodologi PTK merupakan daur spiral atau siklus dengan empat langkah utama yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Sebagaimana gambar model Kemmis berikut:
1. Refleksi awal
Refleksi awal dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan partisipan dalam rangka mencari informasi untuk mengenali kondisi awal guna mendapatkan masalah yang tepat, merumuskan masalah dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara, diskusi dengan kolaborator atau partisipan atau teman sejawat, dsb.
2. Perencanaan tindakan
Apabila peneliti telah yakin terhadap kebenaran rumusan masalah, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan, yaitu menyusun proposal penelitian yang di dalamnya mencakup adanya (1) penetapan indikator untuk mengukur tingkat ketercapaian pemecahan masalah, (2) penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan dapat menghasilkan dampak ke arah perbaikan program, dan (3) perencanaan metode dan alat untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua data tentang pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan langkah (1), (2), dan (3) di atas, peneliti dan kolaborator melaksanakan penelitian dengan metode observasi dan wawancara atau angket. Hasilnya adalah gambaran tentang keadaan yang ada. Misalnya keadaan pemahaman murid terhadap pelajaran bahasa Arab dan keterampilannya di SD X.
3. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya dan peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan tindakan tersebut.
4. Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Pelaksanaan tindakan di atas terus diobservasi/diamati untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan terdapat peningkatan yang diharapkan. Kemudian lakukan refleksi yaitu kegiatan analisis, interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Sesudah itu, lakukan evaluasi dengan menggunakan kriteria, misalnya kriteria efektivitas pengajaran dalam indikator penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan pencapaian hasil. Evaluasi dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Setelah observasi, refleksi, dan evaluasi dilakukan biasanya muncul permasalahan baru atau pemikiran baru sehingga peneliti perlu melakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Demikian langkah-langkah tersebut berulang sehingga membentuk siklus kedua, ketiga, dan seterusnya. Banyaknya siklus dalam tindakan tergantung dari sudah tercapainya atau belum tujuan petingkatan dari tindakan peneliti.
5.Teknik Pengumpulan Data
Sebagai penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dalam PTK sbb:
(1) Observasi dengan cara (a) membuat catatan yang mendetail dari kesan-kesan pokok dan deskripsi dari setiap pertemuan, (b) mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan situasi,(c)membuat catatan-catatan observasi dari setiap pertemuan-pertemuan, (d) mensurvey pertanyaan-pertanyaan dalam format terbuka maupun tertutup.
(2) Interviu dengan kolega-kolega dengan alat tape recorder atau video recorder atau buku catatan.
(3) Mendeskripsikan pertemuan-pertemuan atau interviu-interviu tersebut
(4) melakukan teknik triangulasi (Winter (1996: 15-16).
Pengumpulan data dalam PTK dilakukan oleh kolaborator atau partisipator sebagai instrumen. Sedangkan peneliti sebagai fasilitator dan dinamisator. Jadi kemampuan keduanya sangat diuji.
6. Validitas dan Reliabitas Data
Sebagai penelitian kualitatif, validitas dan reliabitas terletak pada data, bukan pada instrumen. Oleh sebab itu, profesionalisme dan keterandalan peneliti dan kolaborator sangat menentukan validitas dan reliabilitas.
7. Analisis Data
Sebagai penelitian kualitatif, analisis data dalam PTK dilakukan selama proses penelitian berlangsung dengan menggambarkan setting-nya dan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat tindakan (action) yang dirancang sebelumnya. Analisis dalam penelitian kualitatif biasanya memakai analisis tema, analisis ranah, domain, analisis budaya, analisis taksonomi, dsb.
G. FORMAT PTK
Untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang proses kerja PTK, berikut ini contoh format penelitiannya sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah dan Area Penelitian
C. Fokus dan Sub Fokus Masalah
D. Perumusan Masalah Penelitian
E. Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II. Kajian Teoretik dan Pengajuan Konseptual Intervensi
Tindakan
A. Kajian Teori yang berhubungan dengan Fokus Masalah
B. Kajian Teori yang berhubungan dengan sub fokus masalah
C. Hasil Penelitian yang Relevan
D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
BAB III. Metodologi Penelitian
A. Pertanyaan Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan siklus
penelitian
1. Instrumen Penelitian
2. Subjek/ partisipan yang terlibat dalam penelitian
3. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
4. Tahapan Intervensi Tindakan
5. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
6. Data dan Sumber Data
7.Teknik Pengumpulan Data
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
E. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
F. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian
1. Observasi
2. Wawancara
3. Temuan Penelitian
B. Tindakan
1.
2.
3. …….. dst
C. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Implikasis
CONTOH PROPSAL PTK
PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMBACA WACANA KEAGAMAAN BERBAHASA ARAB GUNDUL MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL-KOMUNIKATIF
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI STAIN
BATUSANGKAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil observasi pemahaman membaca mahasiswa
Dokumen Pembelajaran dan proses pembelajaran membaca yang sedang
berjalan
Studi referensi yang berkaitan dengan Masalah
Wawancara dengan subjek penelitian terkait Ungkapkan masalah yang
menarik perhatian peneliti dan alasannya.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Tulislah sejumlah masalah yang berkaitan dengan pemahaman membaca
wacana keagamaan bahasa Arab gundul pada mahasiswa
C. Fokus dan Sub Fokus
1. Fokus Penelitian
Pemahaman mahasiswa STAIN Batusangkar dalam membaca wacana
keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan pendekatan
struktural dan komunikatif
2. Sub Fokus
a. Peningkatan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam secara baik dan benar dengan pendekatan struktural komunikatif melalui latihan, penguasaan kosa kata, tata bahasa, dan struktur kalimat.
b.Peningkatan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam melalui latihan analisis teks (I’rab).
c. Peningkatan pemahaman membaca wacana dengan materi ajar yang komunikatif.
d. Peningkatan pembelajaran membaca wacana keagamaan Islam metode latihan dan analisis teks.
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam memahami wacana keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan pendekatan struktural dan komunikatif dan pembelajaran dengan metode latihan dan analisis teks?
E. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori-teori yang
berkaitan dengan kemampuan membaca wacana dengan pendekatan
struktural dan komunikatif .
2. Kegunaan Praktis
Bagi peneliti, pembaca dan lembaga, hasil penelitian ini merupakan
sumbangan akademik yang teruji dalam membentuk kemampuan
membaca wacana keagamaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam
membentuk keterampilan membaca mahasiswa tentang wacana keaga-
maan.
II. KAJIAN TEORETIK
A. Pemahaman Membaca Wacana
B. Pendekatan Struktural dan Komunikatif
C. Pembelajaran Membaca Wacana
D. Hasil Penelitian yang Relevan
E. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
BAB III. Metodologi Penelitian
A. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah pendekatan struktural dan komunikatif dapat dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam membaca wacana keagamaan berbabahasa Arab?
2. Bagaimanakah pembelajaran wacana keagamaan yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa membaca wacana yang berbahasa Arab gundul?
3. Bagaimanakah desain materi ajar yang dapat meningkatkan pemahaman membaca wacana keagamaan Islam berbahasa gundul bagi maha
siswa STAIN Batusangkar?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran dalam upaya ;
1.Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam membaca wacana keagamaan Islam yang berbahasa Arab gundul dengan menggunakan latihan kosa kata, tata bahasa, dan struktur kalimat yang komunikatif
2.Meningkatkan pemahaman membaca wacana keagamaan yang berbahasa Arab gundul dengan mahasiswa pendekatan struktural-komunikatif dan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman membaca wacana melalui analisis teks (I’rab).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di STAIN Batusangkar dengan jangka waktu selama 6 bulan, mulai Januari sampai Juli 2009.
D. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang akan diterapkan adalah penelitian tindakan kelas dengan siklus empat langkah utama yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi.
Siklus ini akan diulang lagi sampai terjadinya peningkatan yang diharapkan penelitian.
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri atas peneliti dan kolaborator,yaitu para dosen yang berkaitan dengan mata kuliah membaca wacana keagamaan Islam, seperti dosen qawaid, dosen, studi naskah, dosen metodologi pengajaran, dsb.
2. Subjek/ partisipan yang Terlibat
Partisipan dalam penelitian terdiri atas dosen mahasiswa, dan ketua program studi
3. Tahapan Intervensi Tindakan
Interpensi tindakan dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus mencakup kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tiap siklus terdiri atas tahapan dan langkah pengajaran.
Pada tiap akhir tahap dilakukan refleksi untuk mengetahui hasil pengajaran dan menemukan hal-hal yang harus diperbaiki dalam tahap dan siklus berikutnya sehingga maslah dapat diatasi dan tujuan perbaikan tercapai.
Untuk melakukan langkah-langkah dalam setiap siklus, perlu dilakukan analisis awal untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi mahasiswa dalam memahami wacana keagamaan islam. Setelah didapat kondisi awal, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan yang dituangkan dalam rencana tindakan.
4. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kemampuan membaca wacana keagamaan Islam bagi mahasiswa STAIN Batusangkar
5. Data dan Sumber Data
Data penelitian terdiri atas (1) hasil belajar kemampuan membaca wacana keagamaan Islam diambil dari dokumen hasil belajar(2) kemampuan awal membaca diambil dari mahasiswa dan cacatan dosen,dan catatan mahasiswa.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) pengamatan awal, tanya jawab, hasil tes, hasil tugas kelas dan rumah, catatan harian dosen,wawancara, rekaman tape recorder, catatan hasil observasi dari kolaborator
7. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data diperiksa melalui triangulasi, yaitu catatan harian peneliti, catatan dari kolaborator, dan catatan dari mahasiswa.
E. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian sesuai dengan jenis penelitian kualitatif dan eksperimen maka datanya adalah data kualitatif dan kuantitatif.Dengan demikian, teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Analisis data lisan, digunakan dengan bantuan matrik (berupa kolom). Sedangkan analisis data tulisan mengacu pada taxonomy Bloom yaitu tentang tahap sintesis, kesimpulan, dan evaluasi.
DAFTAR BACAAN
Baskeeville, Richard L, 1999, Investigating Information Systems with Action Research, dalam Communication of the Assosiation for information System, vol 2, Article 19 October 1999. http://www.ci.gsu/-rbaskerv/CAIS 2/CAIS 219,htm 1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan,Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta, Grafindo Persada, 2008
Hanafi, Abdul Halim, Metodologi Penelitian bahasa, Batusangkar, STAIN Press, 2007
Madison Metropolitan School Distric, Classroom Action Research. http://www.madison. k12.wi.us/sod/car/ carisandis not.htkl,12/30/2005
O’Brien,Roy.1998. An Overview of the Methodologi Approach of Action Research. http:www.web.net/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar