Senin, 02 Februari 2009

APA ITU ILMU..?

Bab IV
APA ITUILMÜ?
1.
Catatan Awal
2.
Pengertian Ilmu
3.
Wujud Ilmu
3.1. Ilmu sebagai Proses
3.2. Ilmu sebagai Prosedur
3.3. Ilmu sebagai Produk
4.
Ilmu dan Teknologi
5.
Rangkuman
1. Catatan Awai
Seperti disinggung di bab I, ungkapan Ilmu Pengetahuan yang biasa
digunakan dalam bahasa sehari-hari maupun kalangan akademis di Indonesia
bersifat rancu. Jangankan kalangan masyarakat biasa, kalangan akademis dan
perguruan tinggi pun menggunakannya. Kita kenal lembaga yang disebut
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam kurikulum, kita kenal
pembagian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Mengapa rancu? Karena pengetahuan dan ilmu merupakan dua hal yang
berbeda. Pengetahuan adalah kumpulan fakta. Sedangkan, ilmu (seperti yang akan
kita bahas) adalah pengetahuan sistematis atau pengetahuan ilmiah. Jadi,
pengetahuan merupakan bahan mentah bagi ilmu. Agar disebut ilmu, pengetahuan
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Jelas, ilmu pasti merupakan pengetahuan,
sedangkan pengetahuan belum dapat disebut ilmu.
Penggunaan istilah ilmu pengetahuan merupakan pleonasme, suatu yang
berlebihan. Pemakai bahasa Indonesia yang benar akan menggunakan Lembaga
Ilmu Indonesia, Ilmu Alam, atau Ilmu-ilmu Sosial. Begitupun, ungkapan iptek
(ilmu pengetahuan dan teknologi) juga salah kaprah. Yang benar ialah ilmu dan
teknologi (sehingga singkatannya harus menjadi Iltek (bukan Iptek).

Dalam seluruh pembahasan mata kuliah ini, digunakan kata ilmu untuk
menunjukkan padanan dari kata bahasa Inggris science (jadi tidak digunakan
istilah ilmu pengetahuan). Sementara, untuk padanan dari kata Inggris knowledge,
digunakan kata pengetahuan.
2. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan padanan kata bahasa Inggris science, atau scientia (bahasa
Latin). Kata kerja bahasa Latin adalah scire, yang artinya tahu atau mengetahui.
Kata ini harus dibedakan dari pengetahuan (knowledge). Seperti dijelaskan sekilas
di atas, ilmu adalah bukannya sekedar pengetahuan melainkan scientific
knowledge.
Apa itu ilmu (science)! Ada banyak definisi yang saling melengkapi. Tapi
definisi yang sangat umum dan mudah ialah systematic body of knowledge
(bangunan pengetahuan yang sistematis). Agar lebih jelas, kita bisa mengutip
pendapat John G. Kemeny tentang apa itu ilmu. Dia mendefinisikan ilmu sebagai
berikut: all knowledges collected by means of the scientific method (semua
pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah). Jadi, ilmu adalah
pengetahuan sistematis.
3. Wujud Ilmu
Apa wujud sebuah ilmu? Dengan kata lain, apa yang terbayang bila kita
menyebut kata ilmu? Atau lebih konkrit, apa yang Anda pikirkan atau bayangkan,
bila Anda mengatakan bahwa Anda belajar Psikologi? Psikologi itu seperti apa?
The Liang Gie menyebut tiga wujud ilmu, yaitu ilmu sebagai proses, ilmu
sebagai prosedur, dan ilmu sebagai produk. Menjawab pertanyaan di atas, harus
dikatakan bahwa psikologi merupakan proses, prosedur, dan produk. Ini peri i
disadari karena biasanya kita cenderung mengartikan ilmu sebagai produk at iu
hasil kegiatan ilmiah, padahal aspek proses dan prosedur pun sangat penting.


Proses berarti aktivitas penelitian, prosedur berarti metode ilmiah, sedangkan
produk berarti pengetahuan sistematis. Jadi, sebagai proses, psikologi
menampakkan diri sebagai aktivitas penelitian. Sebagai prosedur, psikologi
meneliti dengan menggunakan metode ilmiah. Dan sebagai produk, psikologi
merupakan bangunan pengetahuan yang sistematis. Ketiga wujud ilmu di atas
dapat disebut juga sebagai aspek-aspek ilmu. Ketiga pengertian itu berkaitan
secara logis. Aktivitas ilmiah hanya terdapat di kelompok manusia khusus (yaitu
ilmuwan). Mengapa aktivitas ilmiah hanya terdapat pada masyarakat manusia?
Sebab aktivitas ilmiah hanya dilakukan dengan rasio. Karena hanya manusia
memiliki rasio, maka kegiatan ilmiah pun hanya terdapat dalam masyarakat
manusia (khususnya ilmuwan). Hampir sebagian besar pembahasan tentang wujud
ilmu di bawah ini mengacu kepada buku The Liang Gie dalam bukunya Filsafat
Ilmu.
3.1. Ilmu sebagai Proses
Ilmu sebagai proses berarti ilmu merupakan aktivitas penelitian. Para pelakunya
disebut ilmuwan (scientist). Aktivitas yang dilakaukan tidak bersifat tunggal,
melainkan jamak. Ada rangkaian aktivitas penelitian yang bersifat rasional,
kognitif, dan teleologis.
Aktivitas rasional berarti kegiatan dengan menggunakan rasio. Yang terjadi adalah
kegiatan penalaran logis atas pengamatan empiris.
Aktivitas kognitif berarti kegiatan yang bertalian dengan proses tahu dan
pengetahuan. Dengan proses kognitif (pengenalan, pencerapan, konsepsi, dan
penalaran) manusia mengetahui sesuatu.
Aktivitas teleologis (dari bahasa Yunani telos - tujuan) berarti kegiatan yang
mengarah kepada tujuan tertentu. Jadi, ilmu adalah aktivitas yang mempunyai
tujuan. The Liang Gie memberikan daftar tujuan yang ingin dicapai seorang
ilmuwan lewat kegiatan ilmiah sebagai berikut:
• Pengetahuan (knowledge)
• Kebenaran (truth)
• Pemahaman (understanding, comprehension, insight)

• Penjelasan (explanation)
• • Peramalan (prediction)
• Pengendalian (control)
• Penerapan (application, invention, production)
Karena aspek inilah, sering kita temukan défisini dari ilmuwan sebagai orang
yang melakukan penelitian ilmiah. Seperti dikutip The Liang Gie, arti ini
diberikan dalam The International Encyclopedia of Higher Education (scientist is
a person who engages in scientific research). Tetapi, ini bukan definisi yang
lengkap, karena hanya menggambarkan satu aspek dari ilmu dan kegiatan ilmu.
Batasan yang lengkap harus mencakup pula dua aspek lain yang disebut di atas,
yakni ilmu sebagai prosedur dan produk.
3.2. Ilmu sebagai Prosedur
Ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang
menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi
di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science
Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam
mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan
yang ada.
Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural, tata
langkah, teknik-teknik, dan alat-alat.
Unsur yang termasuk dalam pola prosedural ialah pengamatan, percobaan,
pengkukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisa.
Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah, perumusan
hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil.
Unsur yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questional,
wawancara, perhitungan, dan pemanasan.
Alat-alat yang digunakan antara lain timbangan, meteran, perapian, komputer.
3.3. Ilmu sebagai Produk
Pengertian inilah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari
aktivitas penelitian dengan metode ilmiah. /
Sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek
formal. Obyek material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan
obyek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran
(attitude of mind). Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang.
Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri-
ciri empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris
mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda
dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri
empirisnya.
Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki
hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa
pengetahuan ilmiah bebas dari prasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih
pribadi. Ilmu harus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala.
Ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilihan-pemilahan atas pokok
soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian
tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah
kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang
universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai
alam.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi sebagai
berikut tentang ilmu. Dia mengatakan:
"Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh,
pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. " (The
Liang Gie, 130)

4. Ilmu dan Teknologi
Hubungan antara ilmu dan teknologi adalah hubungan antara teori dan
penerapannya. Dengan kata lain, teknologi adalah penerapan teori ilmiah. Contoh,
hukum-hukum tentang gelombang magnetik (teori), diterapkan dalam radio
(teknologi). Jadi, radio adalah teknologi yang merupakan penerapan dari hukum-
hukum gelombang magnetik.
Banyak sekali definisi tentang teknologi. Definisi yang paling sederhana,
namun yang menunjukkan hakikat teknologi, ialah bahwa teknologi merupakan
penerapan ilmu, khususnya pengetahuan ilmiah kealaman (natural science).
Bunge mendefinisikan teknologi sebagai ilmu terapan (applied science). Dia
membagikan teknologi menjadi teknologi fisik (teknik mesin, teknik sipil),
teknologi biologis (farmakologi), teknologi sosial (riset operasi), dan teknologi
pikir (komputer).
Jadi, ilmu dan teknologi memang berbeda, tetapi tak dapat dipisahkan. Tidak
ada teknologi tanpa ilmu. Sebaliknya, tanpa teknologi, perkembangan ilmu akan
sangat lamban, bahkan terhambat. Antara keduanya terdapat hubungan dialektis.
Ilmu menyiapkan bahan pendukung berupa teori-teori, sebaliknya penemuan
teknologi memperluas cakrawala penelitian ilmiah.
5. Rangkuman
Apa yang dibahas di atas, dapat dirangkum dalam beberapa pokok pikiran
berikut ini:
a. Pengetahuan (knowledge) belum merupakan ilmu (science). Hanya
pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu disebut ilmu.
b. Dalam bahasa Indonesia ada salah kaprah dalam penggunaan istilah ilmu
pengetahuan. Itu merupakan pleonasme yang sebetulnya tidak menunjukkan
hakikat sebenarnya dari ilmu.Kata science (Inggris) lebih tepat diterjemahkan
dengan ilmu, bukan dengan'sains. Mengapa? Sebab sains lebih menunjukkan apa
yang disebut natural sciences.

c. Ilmu selalu merupakan keutuhan pengertian antara proses (aktivitas
penelitian), prosedur (metode ilmiah), dan produk (pengetahuan empiris). Dalam
bahasa yang agak lain kita dapat mengatakan: ilinu diusahakan oleh aktivitas
manusia; aktivitas dilakukan dengan metode tertentu; aktivitas metodis itu
mendatangkan pengetahuan sistematis.
d. Ilmu dan teknologi tidak sama, tetapi berhubungan secara dinamis. Ilmu
merupakan teori, sedangkan teknologi adalah penerapan teori. Ilmu menyiapkan
bahan pendukung berupa teori-teori, sedangkan teknologi memperluas cakrawala
penelitian ilmiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar